![]() |
HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy Founder & Owner BALAD Grup & ALI INVESTMENT Pte Ltd Singapore |
Oleh: HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy
Founder & Owner BALAD Grup & ALI INVESTMENT Pte Ltd Singapore
Dalam dunia bisnis yang semakin riuh dengan istilah "networking", "kolaborasi", dan "ekspansi", kita cenderung melupakan satu hal paling fundamental: nilai internal. Padahal, kekuatan utama dalam berbisnis tidak terletak pada seberapa luas jaringan yang dimiliki, melainkan pada seberapa kuat nilai yang dibangun dalam diri dan perusahaan.
Saya menyadari prinsip ini sejak awal mendirikan Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup). Saya tidak pernah menempatkan perluasan jaringan sebagai prioritas. Fokus saya hanya satu: membangun kualitas internal perusahaan dan menyiapkan nilai besar yang bisa ditawarkan kepada dunia.
Saya meniatkan BALAD Grup menjadi perusahaan perikanan budidaya terbesar di dunia. Bukan hanya sebagai mimpi, tapi sebagai program nyata dengan total area budidaya mencapai 90.000 hektar. Sebuah konsep ekonomi baru, yang bahkan belum ada tandingannya secara global.
Dalam perjalanan ini, saya tidak sibuk mencari relasi, sponsor, atau pemodal. Saya lebih sibuk memperkuat kompetensi dan memperluas pengetahuan, agar perusahaan mampu menjawab tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan pasar dunia. Hasilnya? Jaringan, mitra, bahkan investor strategis datang sendiri, tanpa harus saya jemput.
Dua mitra strategis kini bersama saya: MKM, yang memimpin penaklukan sektor kelautan dan budidaya nusantara; dan GTA, yang mengarahkan langkah investasi global melalui ALI INVESTMENT di Singapura. Keduanya tidak hadir karena saya mencari mereka. Mereka hadir karena perusahaan kami dianggap layak dan dibutuhkan.
Di sinilah poin pentingnya: kita tidak perlu mencari jaringan, jika diri dan perusahaan kita sudah bernilai. Jaringan akan datang. Dan ketika mereka datang, tugas kita bukan lagi membangun relasi, tapi melestarikannya.
Melestarikan jaringan bukan berarti bergantung. Justru sebaliknya: jangan pernah menjadi pihak yang membutuhkan, tetapi jadilah pihak yang selalu dibutuhkan. Inilah cara paling berkelas dan berkelanjutan dalam menjaga hubungan bisnis: saling menguntungkan, saling memperkuat.
Ungkapan ini mungkin terdengar arogan bagi sebagian orang: “Dunia membutuhkan saya.” Tapi justru dari kalimat itulah saya memulai seluruh perjalanan besar ini. Saya suntikkan kalimat itu ke dalam kesadaran diri, lalu saya olah menjadi energi penaklukan yang dilandasi niat dan semangat ilahiyah.
Sekarang, ketika proyek perikanan budidaya 90.000 hektar mulai membumi dan mencuri perhatian internasional, saya kembali diingatkan satu hal: bahwa semua hal besar datang bukan karena kita sibuk mengejar dunia, tetapi karena kita bersungguh-sungguh menyiapkan diri agar layak dibutuhkan dunia.
Membangun jaringan penting.
Melestarikan jaringan lebih penting.
Namun, mencetak diri dan perusahaan agar dibutuhkan oleh banyak jaringan, itulah yang terpenting.
Dan saya percaya, dengan prinsip ini, Indonesia bisa menjadi kiblat baru dunia dalam perikanan budidaya. Bukan hanya karena luasnya wilayah, tapi karena ada nilai besar yang ditanamkan dan dijaga.
Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
0 Komentar