![]() |
Raja Dolomit Nusantara, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau akrab disapa H Lilur bersama Tim |
Kata H. Lilur Survei ini bertujuan untuk mengetahui potensi dolomit di daerah tersebut dan mencari lokasi yang tepat untuk membangun pabrik dolomit.
Menurutnya, hasil survei, potensi dolomit di daerah tersebut sangat besar, dengan kedalaman sekitar 50 meter. Berdasarkan pengamatan pada beberapa tambang yang sudah beroperasi selama puluhan tahun, terlihat bahwa kandungan dolomit di daerah tersebut sangat melimpah.
"Diperkirakan bahwa potensi deposit dolomit di daerah tersebut mencapai ratusan juta ton. Pengusaha yang sudah terkenal di Indonesia yang memimpin tim survei tersebut juga mengatakan bahwa penemuan ini sangat menjanjikan dan dapat menjadi peluang besar untuk meningkatkan produksi dolomit di Indonesia," beber H Lilur.
Ia juga menyebutkan bahwa beberapa pengusaha batubara di Kalimantan Selatan yang menjadi sahabatnya telah menjadi konglomerat berkat penemuan batubara dengan kedalaman sekitar 40 meter, meskipun batubaranya memiliki kalori rendah.
Tentu dengan penemuan ini, kata H. Lilur diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Pembangunan pabrik dolomit di daerah tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan produksi dolomit dan memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.
Lebih lanjut H. Lilur menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, industri batubara telah menjadi ladang yang menguntungkan bagi banyak pengusaha di Indonesia. Dua kelompok pengusaha batubara di Kalimantan Selatan yang menjadi sahabat saya telah mencapai kesuksesan luar biasa, bahkan ada yang menerima anugerah dari Istana.
"Jadi mereka memulai bisnis batubara dengan kandungan kalori rendah pada kedalaman sekitar 40 meter dan kini telah menjadi konglomerat dengan keuntungan mencapai puluhan juta ton per tahun," ujar H Lilur.
Namun, ada satu komoditas lain yang memiliki potensi keuntungan lebih besar, yaitu dolomit. Dengan harga jual sekitar Rp 600.000 per ton dan biaya produksi hanya Rp 250.000 per ton, margin keuntungan dolomit mencapai Rp 350.000 per ton," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan margin batubara yang hanya sekitar Rp 50.000 - Rp 100.000 per ton, dolomit jelas memiliki potensi keuntungan yang lebih besar.
Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terdapat beberapa IUP (Izin Usaha Pertambangan) Operasi Produksi dolomit, salah satunya juga dimiliki oleh HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy.
"Saya juga memiliki 17 blok tambang di Gresik dan Lamongan, dengan beberapa WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) yang sedang berproses menjadi IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi," jelasnya.
"Kementerian Pertanian dan Agrinas membutuhkan jutaan ton dolomit untuk keperluan pertanian dan perkebunan sawit," imbuh H Lilur.
Kata H. Lilur, mayoritas suplai dolomit di Indonesia berasal dari Gresik dan Lamongan, Jawa Timur. Dengan demikian, potensi dolomit di Jawa Timur sangat besar dan dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi daerah tersebut.
Tantangan dan Peluang
Namun, menurut H. Lilur, ada tantangan yang harus dihadapi dalam industri dolomit, yaitu adanya pabrik dolomit ilegal yang beroperasi tanpa izin dan menggunakan bahan baku dari tambang ilegal. Hal ini dapat merugikan negara dan mengganggu kestabilan pasar dolomit.
"Namun Saya, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, sebagai Raja Dolomit Nusantara, meminta kepada Polri, Kejaksaan, dan KPK untuk segera menindak suplai dolomit ilegal dan memastikan bahwa industri dolomit beroperasi dengan legal dan transparan," ungkapnya.
Dengan demikian, potensi dolomit di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat, pungkas H. Lilur
Salam Keadilan Sosial
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy menutup pernyataannya dengan doa dan harapan bahwa Allah SWT akan memberikan kekuatan dan kemampuan kepada beliau untuk membawa rakyat Indonesia menjadi lebih bahagia dan sejahtera melalui pendidikan dan keimanan.
"Saya juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.
0 Komentar