![]() |
| Induk Perusahaan Kaisar Bauksit Nusantara Grup (KABANTARA GRUP) milik HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau akrab disapa Gus Lilur. LFoto: Istimewa) |
Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengambilalihan kewenangan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) oleh Pemerintah Pusat sejak Desember 2020. Namun, penerapan moratorium perizinan secara de facto membuat aktivitas investasi dan ekspansi tambang relatif tertahan dalam beberapa tahun terakhir.
Momentum baru muncul setelah disahkannya Undang-Undang Minerba No. 2 Tahun 2025 pada Oktober 2025. Regulasi ini dinilai memberikan kepastian hukum dan membuka kembali ruang investasi di sektor pertambangan, khususnya untuk komoditas strategis nasional.
Pengusaha nasional asal Situbondo, HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy atau Gus Lilur, menyambut positif kehadiran regulasi baru tersebut. Menurutnya, UU Minerba No. 2 Tahun 2025 telah mengatur secara lebih terstruktur mekanisme penerbitan konsesi pertambangan Galian A dan Galian B, sementara kewenangan Galian C berada pada pemerintah provinsi.
“Terbitnya UU Minerba No. 2 Tahun 2025 menjadi turning point bagi industri tambang. Aktivitas pengajuan konsesi kembali terbuka dan memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspansi secara terukur,” ujar Gus Lilur, Senin (22/12/2025).
Ia mengungkapkan, seiring terbitnya regulasi tersebut, dirinya mendapat penawaran kemitraan strategis untuk terlibat dalam pengelolaan konsesi tambang batubara dan bauksit. Untuk komoditas batubara, konsesi berada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, sementara bauksit berlokasi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Pada sektor batubara, Gus Lilur menyatakan tidak memerlukan pembentukan holding baru. Pasalnya, bisnis batubara yang dimilikinya telah terintegrasi dalam sejumlah induk usaha, salah satunya Batara Grup, yang menaungi ratusan entitas anak perusahaan.
Sebaliknya, untuk komoditas bauksit, diperlukan pembentukan struktur korporasi baru guna mendukung strategi penguasaan rantai pasok. Terlebih, kemitraan yang dijalin melibatkan pemilik smelter bauksit yang tengah membangun fasilitas pengolahan baru, sehingga model bisnis yang dikembangkan berorientasi pada integrasi hulu–hilir.
Sebagai langkah korporasi, Gus Lilur resmi mendirikan Kaisar Bauksit Nusantara Grup (Kabantara Grup) sebagai induk usaha yang akan mengonsolidasikan seluruh lini bisnis bauksit. Kehadiran Kabantara Grup ditargetkan menjadi pemain utama dalam industri bauksit nasional dengan pendekatan efisiensi, kepastian pasokan, dan keberlanjutan.
“Pembentukan Kabantara Grup merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan nilai tambah dan kontribusi ekonomi yang lebih luas,” pungkas Gus Lilur.
.jpg)

0 Komentar